Jumat, 26 Juni 2009

Dasar-dasar desain grafis (1)

Desain Grafis, menurut definisi dari Wikipedia adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam desain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. Desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis desain lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (desain).


Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak (http://id.wikipedia.org/wiki/Desain_grafis).

Kemampuan kognitif dan ketrampilan visual adalah 2 pilar penting di dalam desain grafis. Paduan Kemampuan kognitif dan ketrampilan visual ini berarti kita harus mampu mengolah data dan informasi produk yang dikomunikasikan (brief klien) agar sesuai dengan karakter konsumen, pesan dapat diterima dan dipahami secara visual maupun verbal (image atau copy/naskah), menarik dan mudah dibaca, dan lain-lain.

Kemampuan kognitif
Kalau pakai bahasa sederhananya kognitif adalah berfikir, logika, nalar, dan sejenisnya. Jadi kalau dikatakan seorang desainer grafis harus memiliki kemampuan kognitif berarti adalah desainer grafis harus memiliki banyak wawasan yang luas + kreatifitas. Wawasan tidak cuma berkaitan dengan desain tapi juga banyak hal seperti budaya, teknologi, dan gaya hidup di masyarakat. Seperti perkembangan teknologi digital sangat mempengaruhi teknik desain grafis.

Kreatifitas tanpa wawasan seperti ngelamun di kamar mandi mencari inspirasi tanpa pernah membaca informasi dan perkembangan yang terjadi di luar rumah (Hehehe,…. Ini sih bukan desainer grafis tapi dasar tukang ngelamun mending jadi illusionist aja maksudnya tukang cari ilusi/ngemalun).

Ketrampilan visual
Dengan kemampuan visual, si desainer grafis harus tahu bagaimana mengkomunikasikan pesan produk dengan tepat secara visual yaitu karakter lay out, bentuk, warna dan tipografi (baca artikel tone and manner), mengexplorasi bentuk visual baik 2D maupun 3D (bentuk nyata) menjadi suatu kesatuan desain yang menarik dan tepat sesuai dengan pesan komunikasi produk dan juga mengetahui implementasi materi/bahan desain seperti penggunaan jenis kertas, teknik cetak, ukuran, efektifitas bahan, dan sebagainya.

Oleh karena itu, kolaborasi antara kemampuan kognitif dan ketrampilan visual sangat menentukan keberhasilan suatu desain.

Makanya bila anda mendengar langsung seseorang bicara bahwa desain grafis itu gampang, cuma ceplok sana, ceplok sini, jadi! Kalau mendengar omongan yang beginian jangan marah ya, simpan di hati aja.

Nah, selain 2 dasar di atas seorang desainer grafis juga harus menguasai software/tools desain yaitu

1.Destop Publishing /media cetak:
- Adobe photoshop,
- Adobe Illustrator/Macromedia Freehand/Corel Draw
- Adobe In Design

Dan beberapa software pendukung bila dibutuhkan yaitu:

2.Webdesign:
- Macromedia Dreamweaver
- Microsoft Frontpage

3.Audiovisual:
- Adobe After Effect
- Adobe Premier
- Final Cut
- Adobe Flash, atau sebelumnya Macromedia Flash

4.3 Dimensi/Animasi:
- 3D StudioMax
- Maya
- AutoCad

Sampai disini dulu Dasar-dasar desain grafis 1, kita lanjutkan pada Dasar-dasar desain grafis 2. Bila ada pendapat atau komentar silahkan…

Related articles:
- Estetika Komunikasi
- Desainer Grafis vs Art Director
- Mendesain logo
- Karir desainer grafis
- Makna warna

Read More...

Minggu, 21 Juni 2009

Tone and Manner

Bila anda pernah bekerja di agency graphic house atau advertising pasti sering mendengar dua kata ini “tone and manner”. Karena biasanya di dalam salah satu item Job brief terdapat kalimat “tone and manner”. Namun bagi anda yang belum pernah bekerja tentu bertanya-tanya mahluk apa itu “tone and manner”. Baik, saya akan menjelaskan untuk anda apa itu “tone and manner”.


Jujur saja pada awal-awal bekerja di agency, membaca brief pada item “Tone and Manner” saya sering lupa dan mengulang membaca lagi job brief supaya tidak salah dalam pengerjaan desain. Akhirnya setelah sering berulang mendapat brief dimana item “Tone and Manner” selalu muncul. Akhirnya saya bisa menyimpulkan sendiri tanpa harus mengulang membaca item tersebut.

Tapi sebelum itu saya ingin bertanya kepada anda. Apa saja sih yang anda pikirkan bila mengerjakan sebuah desain. Untuk siapa desain dibuat? Bagaimana bentuk lay out dan warnanya? Ukurannya? (bila membuat desain tertentu seperti packaging, undangan, buku atau brosur). Imagenya seperti apa? (foto atau ilustrasi). Pakai font apa? Dan masih bantak pertanyaan selama proses mendesain.

Nah, semua pertanyaan di atas sebenarnya terjawab hanya dengan dua kata “tone and manner”.

Jadi bila “tone and manner” untuk desain brosur sebuah apartment misalnya adalah modern, elegant dan simple tentu sudah menjawab semua pertanyaan di atas. Atau contoh lain, “tone and manner” sebuah desain brosur untuk produk parfum dengan target remaja misalnya Tone and Mannernya adalah Feminin, Dinamis, dan Modern.

Dengan beberapa kata acuan dari “Tone and Manner” tentu anda sudah bisa menyimpulkan sendiri desain seperti apa yang akan dibuat dan tidak perlu berpikir terlalu banyak, ya kan? Bila kita sudah mengetahui bahwa desain harus “feminin” dan “modern” tentu kita sudah bisa mencari font yang berkarakter feminine dan modern yang cocok, warna juga begitu, mungkin lebih cocok ilustrasi daripada foto, dan sebagainya. Untuk membantu, kita bisa mencari referensi pada beberapa desain yang sudah jadi yang memiliki “Tone and Manner” yang sama dari majalah atau internet.

Sebagai contoh brief Tone and Manner, anda bisa mengunjungi link ini Pinasthika-award student 2009

O ya ada masukkan dari mas Habibie dari belajardesain@yahoogroups.com simak tambahannya:

Salam kenal sebelumnya,

Tone & Manner dari sebuah Brand bisa diartikan serangkaian sifat, nilai dan kepribadian yang dimiliki oleh Brand tersebut. Karena Brand memiliki personalitas layaknya manusia, maka cara kita untuk menentukan Tone & Manner sebuah brand adalah dengan mengasosiasikannya dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia.

Mungkin kita pernah mendengar percakapan seperti ini, "Tolong buatkan logo untuk perusahaan saya yang bergerak dibidang farmasi. Perusahaan Saya ini modern, kokoh, dan dewasa". Secara tidak sadar, serangkaian kata sifat yang kita temui tadi adalah Tone & Manner. Kata-kata yang menggambarkan sifat sang perusahaan layaknya menggambarkan sifat manusia.

Kata-kata kunci inilah yang menjadi acuan penting bagi seorang desainer untuk menggarap project yang sedang ia kerjakan. kata-kata ini menjadi semacam panduan yang nantinya akan dijabarkan menjadi Mood board, pemilihan warna, jenis tipografi yang dipakai, tata letak, serta elemen-elemen visual lainnya.

Semoga tulisan singkat ini bisa semakin melengkapi artikel mas Ismail sebelumnya, bila ada kekurangan mohon dilengkapi. trimakasih.

Habibie



Baik, Bila ada komentar atau pendapat silahkan….

Related articles:
- Positioning
- Brosur promosi tk

Read More...

Jumat, 19 Juni 2009

Desain buku tahunan sekolah


Buku tahunan sekolah merupakan salah satu materi desain grafis yang selama ini sudah akrab di dunia sekolah. Kebanyakan sekolah terutama pada sekolah-sekolah besar, buku tahunan TK, SD, SMP dan SMA sudah menjadi tradisi. Desain buku tahunan sekolah malah sudah menjadi order rutin desainer grafis.

Namun sayang kadang pengerjaan desain buku tahunan sering dianggap pekerjaan amatiran, desain asal, perencanaan dan konsep tidak dilakukan secara profesional. Desainnyapun sering hanya mengikuti selera siswa/sekolah atau tidak terkonsep secara matang. Meskipun mungkin ini terjadi karena persoalan biaya. Apalagi biaya tersebut biasanya ditanggung oleh siswa. Semakin eksklusif desain buku tahunan tentu semakin mahal. Namun juga tidak menutup kemungkinan yang paling menentukan adalah peran si desainer grafisnya sendiri yang tidak profesional, tidak mengerti konsep, mendesain sekedar permainan foto, bentuk dan warna.

Desain buku tahunan sekolah professional
Karakter siswa dan seabrek aktifitasnya di sekolah dapat menjadi sumber inpirasi lahirnya sebuah konsep. Sehingga dengan konsep ini desain dan pengemasan buku tahunan memiliki identitas dan dapat mewakili dunia remaja sekaligus dunia sekolah. Konsep tidak saja menyangkut konten tapi juga menyangkut artistik desain, naskah dan fotografi.

Karakter siswa TK atau playgroup misalnya berbeda karakternya dengan SD. Antara siswa SD, SMP dan SMA saat ini memiliki karakter dan selera yang hampir sama. Berdasarkan pengalaman pemilik usaha advertising yang banyak menangani buku tahunan sekolah mengatakan: "Selera desain anak SD saat ini sudah hampir sama dengan selera SMP dan SMA. Apalagi karakter desain SMP saat ini sudah jelas sama dengan SMA". Ini adalah berdasarkan pengalaman dan analisa dari agency yang biasa menangani buku tahunan sekolah tersebut.

Saya sendiri sempat mengerjakan salah satu buku tahunan sekolah yang terbilang cukup besar di bilangan Kalimalang, Jakarta yang bekerja sama dengan Tiram Advertising. Yang saya kerjakan adalah desain buku tahunan SD angkatan pertama, Jakarta Islamic School. Anda bisa melihat pada gambar diatas adalah desain cover buku tahunan Sekolah Dasar (SD) Jakarta Islamic School (JISc) yang saya kerjakan dan sudah dicetak.

Dengan memiliki konsep akan membuat desain lebih terarah dan sekaligus dapat memberi motivasi dan inspirasi bagi para siswa untuk memberi masukan ide-ide yang sesuai dengan keinginan mereka. Tentu dalam hal ini, mengatur dan mengarahkan keinginan mereka menjadi pekerjaan tersendiri.

Konsep desain

Konsep yang dimaksud adalah bagaimana sebuah buku tahunan sekolah tidak saja hanya sebagai buku kenangan semata tapi juga dapat mewakili "Life and Living" para siswa yang masih remaja. Jadi buku tahunan sekolah selain menjadi album kenangan juga menjadi ruang ekspresi. Dan masih banyak lagi ruang yang bisa digarap sebagai bagian dari "life and living". Sebetulnya inilah nilai tambah dari sang desainer dalam menggarap buku tahunan sekolah.

Selain itu, secara implementasi para siswa juga diajak ikut terlibat dalam mendesain dan memberi ide-ide atau kreatifitas mereka sendiri sehingga mereka merasa memiliki desain buku tahunan tersebut.

Seperti mengerjakan sebuah meteri komunikasi seperti iklan misalnya. Desain buku tahunan juga memiliki tema komunikasi agar karaker dan keinginan siswa dapat terwakili melalui tema tersebut. Kalau pada iklan terdapat branding ad dan tactical ad, maka pada buku tahunan sekolah terdapat tema besar ada tema kecil atau tema angkatan dan tema kelas.

Berikut desain buku tahunan sekolah JISc dengan layout desain dalam.



Sebenarnya desain buku tahunan sekolah dapat menjadi sarana konsep sekaligus ekspresi desain secara visual maupun verbal untuk remaja.

Bagaimana pendapat anda? Silahkan memberi komentar…

Artikel lain:
- Makna Warna
- Beda desainer grafis dan art director
- Bagaimana membuat final artwork

Read More...

  © Blogger template 'Neuronic' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP