Senin, 16 Februari 2009

Bagaimana mendesain logo yang sebenarnya


Oleh M.Ismail
Logo adalah sebuah identitas. Bukan hanya sekedar nama tapi juga menyangkut karakter produk. Identitas dan karakter sebuah produk dapat terlihat dari bentuk logonya. Bahkan saat ini logo bisa menjadi sebuah keyakinan, kebanggaan dan simbol kebersamaan.


Lihat bagaimana kelompok “Harley Davidson” dengan bangganya memasang logo Harley Davidson pada setiap atribut yang dibawa ketika mereka “konvoy”. Begitu juga kelompok “fans” Iwan Fals dengan logo “Oi” dan kelompok fans Slank dengan lambang kupu-kupunya.

Berarti logo dapat menjadi sebuah “roh” terhadap sebuah produk.

Bayangkan apa yang terjadi bila sebuah produk yang sangat bermanfaat dan berkualitas bagi masyarakat tapi tidak memiliki logo. Artinya identitas produk tersebut hanyalah sebuah nama “generik”.

Bagaimana persepsi masyarakat terhadap produk tersebut?

“… Produk murahan. Tidak berkualitas. Biasa-biasa saja bahkan dianggap produk yang diragukan kualitasnya….”

Ini adalah kenyataan yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, mendesain sebuah logo bukanlah pekerjaan remeh, bukan pekerjaan main-main.

Mendesain logo dibutuhkan pengetahuan dan keahlian.

Pertama, pengetahuan tentang desain.

Berarti seorang desainer grafis harus menguasai elemen desain yaitu bentuk, warna dan typography. Dan juga memiliki wawasan tentang makna dari sebuah simbol, bentuk dan warna.

Kedua, keahlian menggunakan software desain grafis seperti Macromedia Freehand atau Adobe Illustrator.

Logo harus memiliki daya tarik, unik dan berkarakter yaitu:

Eye Catching.
Warna, bentuk dan typografi logo tersebut enak dilihat dan mudah dibaca.

Unik.
Artinya berbeda dengan bentuk logo yang sudah ada. Unik bukan berarti bentuknya aneh dan neko-neko sehingga malah membuat logo tidak mudah dilihat dan dibaca. Contoh : Logo Unilever,unik dan menarik juga tetap mudah dilihat dan dibaca. Identitas “U” tetap jelas.

Berkarakter.
Sesuai dengan jenis produknya. Logo produk makanan tentu berbeda dengan logo produk terknologi. Contoh, logo “Nokia” memiliki karakter yang berbeda dengan logo “Indofood”. Logo majalah “Hai” berbeda dengan logo majalah “Ayahbunda”.

Terlepas dari teori diatas tentunya kekuatan sebuah logo tidak terlepas dari faktor strategi marketing dan promosi produk.

Ingin mengetahui lebih banyak tentang desain logo, sebagai referensi anda bisa mampir ke situs-situs di bawah ini:

http://www.goodlogo.com/

http://www.allfreelogo.com/

http://www.brandsoftheworld.com/

http://www.logofaves.com/

http://www.brandcrowd.com/

http://www.logolounge.com/

50 Logo Design Process

Sampai disini dulu. Semoga bermanfaat. Bila ada perbedaan pendapat, tambahan atau saran, silahkan isi pada komentar di bawah artikel ini. Salam.

Related Articles:
- Logo Irex
- Logo Pera-Pera

5 komentar:

sapuankuas 16 Februari 2009 pukul 23.27  

Jempol 2 mas, luar biasa... sebagai sesama pemeluk agama freehand memang Anda luarbiasa, teruskan perjuangan menaklukkan dunia dengan freehand:))

Anonim 17 Februari 2009 pukul 04.09  

Selamat Mas Ismail atas peluncuran produknya.
Bisnis pembuatan logo di era marketing akan sangat menjanjikan. Karena logo merupakan salah satu elemen pembentuk brand image. Landor, perusahaan advertising terkenal itu, biasa membuat sebuah logo dengan nilai proyek milyaran!
Selamat sekali lagi Mas Ismail!

ADAbisnis 27 Juni 2009 pukul 19.55  

Artikel yg bagus pak Is... btw, kapan nih pak Is meluncurkan ebook ttg desain scr lengkap yg dpt diunduh scr gratis?? hehehe.. bagi ilmunya dunk. :p

DGA 27 Juni 2009 pukul 21.20  

Memang sy rencana bikin ebook ttg desain grafis tp blm memutuskan konten spesifiknya. Doakan saja.... soal gratis biasanya mmg sebuah produk hrs ngasih gratisan dulu ya kan. Biasaaa,.. promosi. Udh dicoba baru beli... Tq ya mas Purba udh mampir...

Aflah 11 Mei 2012 pukul 22.25  

makasih ya udah berbagi infonya..nice

  © Blogger template 'Neuronic' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP