Perbedaan Logo dengan Brand
Sebuah usaha atau perusahaan biasanya membutuhkan identitas yaitu berupa Logo, baik berupa logo tulisan (Wordmark/Letterform Mark), Symbol (Pictorial/Abstrak Mark), atau berupa Karakter seperti Maskot. Namun tidak semua perusahaan dapat membangun Identitas/Logo nya menjadi sebuah Brand. Mengapa sepertinya definsi Brand lebih luas dibandingkan Logo? Saya coba jelaskan perbedaannya ya….
Sebuah logo misalnya logo Nike yang sangat sederhana hanya berupa symbol “Checkmark” tidak akan memiliki identitas yang kuat sebagai sebuah logo sekaligus brand produk sepatu olahraga kelas dunia. Apabila pemilik Nike tidak mengkomunikasikan identitas brand nya melalui iklan, event kelas dunia, dan membangun karakter brand melalui figur-figur atlet dunia salah satunya yaitu seorang atlet basket kelas dunia, Michael Jordan.
Bayangkan tanpa identitas-identitas tersebut mungkin saja simbol “Checkmark” Nike hanyalah simbol yang tidak memiliki makna, dan orang-orang tidak akan mau menempelkan simbol Nike tersebut di kaos, topi, dan segala merchandise lainnya. Dengan menempelkan simbol tersebut pada benda apapun dapat mengangkat citra/image, kesan, gengsi apalagi pada t.shirt atau topi maka si pemakai akan merasa sportif dan memiliki gengsi. Inilah kekuatan sebuah Brand.
Berarti sebuah Logo dan sebuah Brand memiliki kaitan yang sangat kuat dan erat. Dimana ada brand berarti disitu ada logo. Apakah disitu ada Logo berarti juga ada Brand? Juga bisa, juga tidak. Contoh, Logo Bakso Pak Kumis. Bakso Pak Kumis dapat menjadi sebuah Logo juga dapat menjadi sebuah Brand karena didukung dengan rasa Baksonya yang enak, pelayanan Pak Kumis yang ramah dan selalu senyum, tempatnya yang nyaman dan luas di bawah pohon rindang plus kalau beli untuk satu keluarga dapat tambahan satu mangkok gratis. Maka, Ketika orang melihat logo Bakso Pak Kumis maka akan selalu ingat senyum Pak Kumis, dan kelebihan-kelebihan lainnya…
Baik, sampai disini dulu catatan yang sederhana ini, Insyallah nanti di lanjut dengan tema yang sama. Semoga manfaat. Silahkan bila ada saran, kritik atau komentar …
Related Articles:
- Daya Tarik Mendesain Logo
- Bagaimana Mendesain Logo
- Positioning
Sebuah logo misalnya logo Nike yang sangat sederhana hanya berupa symbol “Checkmark” tidak akan memiliki identitas yang kuat sebagai sebuah logo sekaligus brand produk sepatu olahraga kelas dunia. Apabila pemilik Nike tidak mengkomunikasikan identitas brand nya melalui iklan, event kelas dunia, dan membangun karakter brand melalui figur-figur atlet dunia salah satunya yaitu seorang atlet basket kelas dunia, Michael Jordan.
Bayangkan tanpa identitas-identitas tersebut mungkin saja simbol “Checkmark” Nike hanyalah simbol yang tidak memiliki makna, dan orang-orang tidak akan mau menempelkan simbol Nike tersebut di kaos, topi, dan segala merchandise lainnya. Dengan menempelkan simbol tersebut pada benda apapun dapat mengangkat citra/image, kesan, gengsi apalagi pada t.shirt atau topi maka si pemakai akan merasa sportif dan memiliki gengsi. Inilah kekuatan sebuah Brand.
Berarti sebuah Logo dan sebuah Brand memiliki kaitan yang sangat kuat dan erat. Dimana ada brand berarti disitu ada logo. Apakah disitu ada Logo berarti juga ada Brand? Juga bisa, juga tidak. Contoh, Logo Bakso Pak Kumis. Bakso Pak Kumis dapat menjadi sebuah Logo juga dapat menjadi sebuah Brand karena didukung dengan rasa Baksonya yang enak, pelayanan Pak Kumis yang ramah dan selalu senyum, tempatnya yang nyaman dan luas di bawah pohon rindang plus kalau beli untuk satu keluarga dapat tambahan satu mangkok gratis. Maka, Ketika orang melihat logo Bakso Pak Kumis maka akan selalu ingat senyum Pak Kumis, dan kelebihan-kelebihan lainnya…
Baik, sampai disini dulu catatan yang sederhana ini, Insyallah nanti di lanjut dengan tema yang sama. Semoga manfaat. Silahkan bila ada saran, kritik atau komentar …
Related Articles:
- Daya Tarik Mendesain Logo
- Bagaimana Mendesain Logo
- Positioning
0 komentar:
Posting Komentar