Jumat, 27 Februari 2009

Bagaimana membuat naskah iklan yang efektif


Oleh: M. Ismail
Bila anda melihat sebuah iklan. Apa yang membuat anda tertarik? Visualnya? headlinenya? Atau janji yang ada pada iklan tesebut? Apakah anda akan tertarik terhadap iklan yang tidak memberi janji atau tidak berhubungan dengan kebutuhan anda. Saya yakin anda pasti tidak akan peduli dengan iklan tesebut, ya kan?


Bila anda tertarik dengan “janji” pada sebuah iklan. Berarti “Janji” adalah kunci dari sebuah iklan. Betul?

Baik, kita coba bahas ya bagaimana membuat sebuah naskah iklan sehingga audience (pembaca, penonton atau pendengar ) bisa tertarik dan ingin mencoba produk yang di iklankan.

Pada sebuah iklan terdapat dua unsur utama yaitu visual dan copy. Kedua unsur ini saling terkait dan saling mendukung. Sebagus apapun visual selalu membutuhkan naskah untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Begitu juga sebaliknya naskah yang bagus harus dikemas atau di perkuat dengan visual yang menarik sesuai dengan karakter pesan dari iklan tersebut.

Baik, kita membahas naskah iklan…

4 unsur yang menjadi dasar sebuah naskah iklan:

1. Menciptakan motivasi/keinginan dan rasa ingin tahu konsumen.
Headline (judul iklan) sangat menentukan respon konsumen apakah akan memperhatikan iklan atau tidak. Headline yang fokus (single message) pada kebutuhan/keinginan konsumen dan relevan dengan keunggulan produk dapat menarik perhatian/rasa ingin tahu konsumen. Karena kunci sukses sebuah iklan terletak pada headline dan paragraf pertama (tentunya juga visual).

2. Menjelaskan manfaat produk.
Manfaat apa yang akan dirasakan oleh konsumen bila menggunakan produk tersebut. Penjelasan haruslah sesuai dengan “benefit” produk dan tidak “over promise” (janji berlebihan). Dalam penjelasan manfaat ini bisa saja terdapat perbandingan dengan produk lain yang sejenis agar konsumen dapat lebih yakin dan mengetahui kelebihan produk.

3. Memberi bukti manfaat produk.
Penjelasan mengenai bukti manfaat yang dirasakan oleh konsumen sebenarnya lebih tepat bila terpisah sebagai sebuah iklan yang berdiri sendiri yaitu iklan “testimony”. Namun bisa saja menjadi penjelasan tambahan dalam satu naskah dengan iklan produk sebagai bagian dari “unique selling”.

4. Mengajak konsumen untuk mencoba.
Membangun dan meyakinkan kepercayaan konsumen bahwa pilihannya untuk mencoba produk sangat tepat dan yang terbaik. Mengajak konsumen untuk segera mencoba dan membeli produk atau bahasa istilahnya “Ask for action”.

4 faktor di atas hanyalah panduan dasar dalam membuat naskah iklan karena bagaimanapun semuanya tergantung kemampuan kita dalam mengolah kata. Pengolahan kata yang memiliki “rasa” terhadap karakter konsumen yang dituju sangatlah penting. Rasa bahasa terhadap konsumen remaja tentu berbeda dengan konsumen dewasa. Sehingga dapat dikatakan sebagus apapun sebuah naskah bila tidak memliki rasa bahasa yang sesuai dengan karakter target market maka akan sia-sia.

Sampai disini dulu, semoga bermanfaat. Bila ada pendapat atau komentar silahkan lho…

Related Articles:
- Naskah print ad Stop Dreaming Start Action

5 komentar:

Anonim 28 Februari 2009 pukul 08.40  

kalau menurut anda naskah iklan saya sudah efektif belom?

Anonim 28 Februari 2009 pukul 16.49  

Sy udh tengok blog ada.

Meski jualan kalau naskah iklannya ada kesan gaul dan akrab pasti beda "feelnya" apalagi target anda remaja...

Anonim 9 Juni 2009 pukul 20.19  

kenapa "janji" dijadikan kunci sebuah iklan? kenapa kunci itu "komunikasi"?

Angga Prawadika 1 Juli 2009 pukul 15.08  

Mas, ni aku masih bingung.

Benernya tu kalo kita buat print ads, yang bener itu penonjolan salah satu elemen aja (grafis aja atau copy-nya aja) ato dua-duanya?

Makasih banget lho Mas,

DGA 1 Juli 2009 pukul 16.33  

Tergantung kekuatan grafis/image atau copy dalam menyampaikan pesan. Kalau grafis/image dapat mewakili pesan tentu copy hanya sebagai penguat. Sebaliknya bila copy lbh kuat maka visual sbg penguat.

Juga tergantung produk apa yang ingin dijual bisa saja visual harus ditonjolkan karena misal print pariwisata atau apartment karena viualnya sendiri sdh menjual tinggal diperkuat dgn copy.

atau juga tergantung dimana iklan itu akan dipasang. Karena visual biasanya lbh mudah ditangkap oleh mata maka kebanyakan billboard memakai visual dulu baru copy.

Jadi pertimbangannya hrs dari berbagai sisi, pesan/keunggulan produk-target market-media.

  © Blogger template 'Neuronic' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP