Minggu, 29 Maret 2009

Hard sale - soft sale


Apa yang akan anda lakukan bila anda seorang sales manager atau pemilik usaha ketika anda ingin “cuci gudang” alias menghabiskan stok barang. Tentu anda mencari cara yang paling cepat agar produk terjual dengan cepat dan habis ludes diserbu konsumen.

Apa yang akan anda lakukan?


“Hard sale”? atau “Soft sale”?


Menurut saya, cara yang pas untuk kasus anda ini yaitu dengan “hard sale” artinya mempromosikan produk secara langsung/blak-blakan tanpa basa-basi mengenai kualitas maupun harga kepada konsumen agar segera “take action” untuk membeli produk.

Untuk kasus “hard sale” cuci gudang biasanya dengan iming-iming potongan harga (diskon), hadiah langsung beli satu dapat dua atau beli minimal sekian dapat hadiah berupa hiburan, dan cara promosi berhadiah lainnya. Cara ini dijamin berhasil menarik konsumen untuk membeli tapi tentu saja faktor promosi dan kualitas/merk produk ikut menentukan.

Lain lagi ceritanya bila anda menginginkan produk anda selain laku, merknya juga dapat dikenal luas atau istilah di marketing “awareness” nya tinggi. Berarti dalam hal ini selain penjualan anda juga sedang membangun merk atau istilah marketing “brand building”.

Ada beberapa factor pendukung agar produk dapat laku dan sekaligus merk dapat dikenal luas. Selain “hard sale” anda juga harus melakukan cara “soft sale” artinya melakukan promosi produk/merk dengan cara membangun kepercayaan.

Cara “soft sale” memiliki dampak jangka panjang kebalikan dari cara “hard sale” untuk jangka pendek.

Cara “soft sale” biasanya dilakukan dengan pendekatan yang tidak langsung, tidak blak-blakan. Kebahagiaan keluarga atau kehidupan yang lebih baik menjadi salah satu contoh pendekatan ini.

Dengan mengedepankan aspek tersebut diharapkan “image/persepsi” terhadap produk dapat lebih baik untuk membangun kepercayaan masyarakat.

Makanya di dalam advertising terdapat 2 pendekatan iklan yaitu branding ad dan tactical ad. Untuk ke dua hal ini sebenarnya harus dijelaskan lebih jauh namun dapat kita bahas pada artikel lain.

Bagaimana? Apakah cukup penjelasan mengenai “hard sale” dan soft sale”? Bila masih kurang anda boleh menambahkan sekaligus memberi komentar.

Image source: http://www.dreamstime.com

Semoga bermanfaat

M. Ismail

3 komentar:

www.katobengke.com 1 April 2009 pukul 04.09  

makasih yah atas infonnya.......
aq adalah orang yang ingin belajar dari siapapun...olehnya itu ku slalu membutuhkan smua orang

Anonim 1 April 2009 pukul 04.11  

boleh kita knalan sekalian tukeren seperti ini

Zamahsari 1 April 2009 pukul 08.17  

Sepakat mas.. melihat kondisi juga. tergantung siapa calon konsumennya dan produknya

  © Blogger template 'Neuronic' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP